Senin, 23 Februari 2015

ARTI LAMBANG IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM)

       Lambang IMM adalah pena yang berlapis dengan 3 warna, ditengah bertuliskan IMM, bunga melati dan pita yang tercantum tulisan arab fastabiqul khairat, serta matahari bersinar.

·    Lambang IMM
Bentuk: Perisai Pena (Berarti lambang orang yang menuntut ilmu)
Berlapis tiga maknanya : Iman, Islam dan Ikhsan atau Iman, Ilmu dan Amal.

·      WARNA
Hitam : Kekuatan, ketabahan, dan keabadian.
Kuning : Kemuliaan tujuan.
Merah : Keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab.
Hijau : Kesejahteraan.
Putih : Kesucian

·      GAMBAR
Sinar Muhammadiyah : Lambang Muhammadiyah.
Melati : IMM sebagai kader muda Muhammadiyah
Tulisan dalam pita : Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan)
Tulisan IMM : Singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Posted By: +Alfha Sari

Senin, 16 Februari 2015

Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat

Assalamu’alaikum warahmatullahii wabarakatuh

Immawan maupun Immawati mengakhiri sebuah majelis, biasanya kalimat Fastabiqul Khairat selalu muncul di belakangnya. Ternyata kalimat ini berasal dari potongan ayat dalam Al Qur'an (Al Baqarah 148):
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kalian (berbuat) yang terbaik. Di mana saja kalian berada pasti Allah akan mengumpulkanmu semua (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Kalimat Billahi dalam tatanan bahasa Indonesia maupun keistilaan merupakan sebuah perwakilan hati nurani untuk mencapai kebenaran yang di ukur melalui kekuatan moralitas dan prilaku manusia. Billahi adalah refresentasi naluri dan gagasan yang di aktualisasikan dalam prinsip nilai kemanusiaan sehingga menjadi bagian yang terintegrasi satu sama lainnya. Sementara kalimat Fii Sabilil haq membawa makna tersendiri dan tak terpisahkan dari substansinya dengan pemaksimalan potensi diri yang didukung oleh kekuatan moralitas dan prilaku yang baik sebagai jembatan untuk mencapai keberkatan dan keberkahan. Arti jembatan dalam prinsip Fii Sabilil haq adalah alat untuk menunaikan segala kemampuan gagasan, material, spirit dan etos kerja untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keillahiannya sebagai spirit amal sholeh menuju kebahagiaan hakiki.

Lalu apa kaitannya dengan IMM?
Ya, pertanyaan tersebut kemudian muncul, mengapa IMM menggunakan kalimat tersebut? Hakikat dari "Berlomba-lomba dalam kebaikan" adalah terus berupaya melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya. Kebaikan-kebaikan tersebut kemudian dikaitkan dengan Tri Kompetensi dasar yang membingkai arah gerak kader IMM. Salah satu contoh dalam dunia perkuliahan adalah dalam Intelektualitas. Seorang kader IMM sudah semestinya memiliki pengetahuan yang lebih daripada yang lain. Pengetahuan di sini dapat berupa pengetahuan akademik ataupun non akademik.
Pun demikian halnya dalam hal Humanitas, sikap toleransi dan kepedulian sosial kader IMM harus lebih dari yang lainnya. Ketika kehidupan digilas oleh roda Globalisasi yang menyebabkan perilaku individual semakin tinggi, bukan berarti kader IMM harus terjagkit gejala yang sama yakni individual. Terlepas dari kebaikan-kebaikan yang lebih cenderung kepada hal yang bersifat duniawi, tidak terlupakan juga sesuatu yang sangat penting, yaitu religiusitas. IMM akan selalu berkaitan dengan Muhammadiyah.
Dan  tentu saja ketika berbicara seputar Muhammadiyah, hal terdekat yang akan dibahas adalah Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mensejajarkan antara urusan dunia dan akhirat. Artinya ketika urusan-urusan dunia telah dipenuhi, jangan lupa untuk memenuhi urusan akhirat pula. Maka dari itu, seorang kader IMM juga harus unggul dalam hal religiusitas. Hubungan vertikal dengan sang pencipta harus selalu berprogres.

Sudahkah Kader IMM berfastabiqul Khairat?

Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Ia diberikan akal, pikiran,hati dan juga nafsu  yang memungkinkannya dapat melihat dan meniti jalan yang benar. Terlepas dari itu semua, sesungguhnya manusia hanyalah makhluk kecil ciptaan Allah yang berada di bawah Kuasanya. Manusia selalu memiliki naluri untuk menuju kepada kebenaran, akan tetapi, nafsulah yang sering kali membelokkan langkahnya. Pun demikian halnya dengan kader IMM.
Mereka hanyalah manusia seperti yang lainnya. Ketika ditanya sudahkah Kader IMM berfastabiqul Khairat. Jawaban paling tepat adalah masih dalam proses. Ya, mengapa demikian? Manusia pada umumnya memiliki kadar keimanan yang fluktuatif. Ada kalanya dengan semangat yang menggebu-gebu untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Tetapi, ada kalanya semangat itu menurun karena berbagai faktor. Terlepas dari semua itu, dengan segala upaya penyemangat dari rekan-rekan yang lain, semangat untuk berfastabiqul khairat akan terus tumbuh dan berkembang. Itulah makna ikatan yang sebenarnya. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, saling mengingatkan dan sling menguatkan.
Kebaikan dalam wujud apapun datangnya dari Allah SWT itu sifatnya pasti dan hakiki tidak bisa dibantah dan ditawar lagi, sehingga manusia diberi tugas untuk menyebarkannya dan tidak mungkin bisa dikalahkan. Sedangkan keburukan dengan segala konsekuensinya baik yang tampak maupun yang tersembunyi sudah pasti datangnya dari syaitan dan itu juga sudah jelas walaupun bentuknya bisa saja disamarkan seolah merupakan kebaikan dan kesenangan, namun kewajiban manusia harus selalu mewaspadai, menyadari (menginsyafi) dan menjauhinya agar tidak terjerumus lebih jauh lagi kedalam langkah dan tingkah laku dari kehidupan syaitan tersebut. Berfirman Allah SWT:
” Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. ‘ Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” (Qs Az Zalzalah ayat 7-8)
Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat
Wassalamu’alaikum warahmatullahii wabarakatuh
Sumber:



Post by: +Alfha Sari